Self-Love: Hempaskan Insecurity, Tingkatkan Spiritualitas
"Jangan biarkan kebisingan pendapat orang lain menenggelamkan suara hati Anda. " - Steve Jobs
Beberapa orang mungkin akan merasa "tertampar" dengan kutipan diatas. Sebab dewasa ini, orang - orang cenderung mementingkan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka dan mengabaikan apa yang sepenuhnya menjadi pendapatnya sendiri. Mereka sibuk memikirkan penilaian orang lain dan menjadi pengkritik terberat bagi dirinya sendiri. Dan diantara banyak orang itu, salah satunya adalah kamu. Langkahmu mungkin pernah terhenti karena kritikan dan perspektif orang lain yang tidak sejalan denganmu. Tidak jarang, penilaian mereka kamu jadikan tolak ukur sehingga menumbuhkan ketidakpercayaan diri, melahirkan rasa insecure, hingga menghambat kemajuanmu. Kamu mulai mempertanyakan nilai dirimu, mulai membandingkan hidupmu dengan orang lain, mulai merasa kurang dan tidak beruntung. Bahkan yang paling menakutkan adalah kamu malu dihadapan dirimu sendiri.
Padahal, sejatinya aku, kamu, dan kita semua hidup di dunia luar. Dan tentu saja hal yang datang dari luar (eksternal) tidak dapat kamu kontrol. Termasuk pendapat, ocehan, dan kritikan orang lain, hal tersebut tidak bisa kamu kontrol. Satu - satunya yang bisa kamu kontrol atau kendalikan adalah yang berasal dari dalam (internal), yaitu hatimu dan pikiranmu. Mungkin kritik atau ocehan orang yang membuatmu insecure tidak dapat kamu kendalikan, tapi kabar baiknya, kamu dapat mengendalikan kritik batinmu sendiri dan menantangnya. Kamu dapat mengambil keputusan untuk berubah dan menjadi pahlawan dalam hidupmu sendiri. Perlu aku sampaikan juga, bahwa manusia itu seperti kanvas kosong, tugasmu adalah mewarnai kanvas itu sesuai dengan pengalaman dan perjalanan hidupmu, bukan berdasarkan meniru warna dari kanvas orang lain. Sekarang, kamu harus belajar mendengarkan dirimu, mengenali siapa kamu, dan mulai mencintai dirimu seutuhnya.
Mencintai diri sendiri atau self-love tidak dimaksudkan bahwa kamu menjadi egois. Self-love dan selfish adalah dua hal yang sangat berbeda. Self-love atau mencintai diri sendiri adalah tentang kehidupan yang kamu punya, kamu merasa cukup dengan dirimu sendiri, kamu tidak membutuhkan pengakuan dan penerimaan orang lain untuk menjadi bahagia. Kamu tidak akan mudah untuk dijatuhkan hanya karena penilaian orang lain. Sebab, kamulah yang paling mengetahui tentang dirimu, kamulah yang paling peduli, dan kamulah yang berhak memberi penilaian pada dirimu sendiri. Self-love juga tentang berbaik hati pada diri sendiri, karena kamu tidak akan merasa dicintai sampai kamu bisa mencintai dirimu sendiri.
Bagaimana menumbuhkan self-love? Masuklah kedalam dirimu, dan temukan siapa kamu. Karena setiap orang pasti mempunyai 3 hal yang berbeda dalam dirinya, yaitu kelebihan, keunikan, dan kebahagiaan yang didapatkan. Mengenai kelebihan, gali dan carilah apa yang menjadi kelebihanmu. Ketika kamu sudah menemukannya, maka terus asah dan tingkatkanlah, kelebihan ini akan dapat meningkatkan value atau nilai dalam dirimu. Dan mengenai keunikan, tentu masing - masing pribadi memiliki keunikannya, itu juga ada padamu. Jangan menghilangkan keunikan itu, tapi jadikan keunikanmu sebagai daya tarik untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap dirimu. Kemudian tentang kebahagian, bahwa kebahagiaan setiap orang berbeda, maka temukan hal yang membuatmu merasa nyaman dan bahagia, seperti bersama dengan orang yang menyayangimu, berada di lingkungan yang dapat menerima dan membuatmu nyaman. Intinya untuk kebahagiaan, diserahkan pada masing-masing pribadi, karena sumber kebahagiaan setiap orang berbeda.
Dan untuk mencintai diri sendiri, belajarlah menerima. Terima dirimu apa adanya, bukan karena kehebatan atau kelemahanmu, tetapi karena kamu adalah dirimu. Kamu adalah seseorang yang sanggup bertahan hingga titik ini, seseorang yang mampu menopang beratnya beban hidup hingga titik ini. Jalani hidup ini dengan sepenuh hati, meski terkadang hidup tidak selalu memihak padamu. Kamu sebagai manusia, apalagi makhluk sosial tentu punya banyak peran, dan terkadang dalam sebuah cerita, bukan kamu yang menjadi pemeran utama. Tapi tidak mengapa, karena manusia itu seperti air yang mengandung oksigen dan hidrogen dalam kadar - kadar tertentu. Manusia akan saling melengkapi, dan diciptakan untuk saling mengenal dan menyayangi. Oleh karenanya, belajarlah menerima dirimu, syukuri apa yang kamu punya. Kamu terlahir untuk menjadi berharga, sebab yang menciptakanmu adalah Tuhan Yang Maha Sempurna.
Tingkatkan value dalam dirimu, teruslah tumbuh sembari bersyukur. Sebab semua agama, pastilah mengajarkan umatnya untuk mengenal rasa syukur dan mencintai diri sendiri. Kedua hal tersebut akan menentramkan jiwamu, dan meningkatkan spiritualitasmu. Dengan self-love dan rasa syukur, akan menghempaskan insecurity yang kamu rasakan, serta akan melahirkan spiritualitas dan ketenangan. Manusia terlalu kompleks untuk dipahami dalam satu atau dua hari, karenanya belajarlah untuk tidak menghakimi diri sendiri, dan mulailah mencintai dirimu sendiri.
so impressive sa
BalasHapusbagus karyanya
BalasHapusyou are my inspiration Elsa Arta
BalasHapus